source wikipedia |
*Warning! Artikel di bawah mungkin mengandung kata-kata yang kurang baik, diperlukan bimbingan orang tua untuk pembaca di bawah umur*
Yah... bunuh diri di Jepang, angkanya cukup tinggi, kurang lebih 33.000 orang per tahun. Banyak alasan, misalnya karena depresi pekerjaan, malu, kehidupan cinta tidak lancar, dsb.
Nah, salah satu hal menarik yang admin temukan di Tokyo adalah, banyak orang bunuh diri yang memilih bunuh diri dengan cara lompat dan menabrakkan diri ke kereta. Pertama lihat dulu jalur kereta di Tokyo...
Nah, line yang paling terkenal, bisa disebut favorit, untuk melakukan bunuh diri adalah di 'Chuo-Line'. Coba tanya sama orang Tokyo tentang Chuo Line, jawaban mereka seperti "Oh that line..." or "suicide train!" dan memang sudah terkenal untuk bunuh diri.
Menurut keterangan salah satu orang yang bicara sama admin di sana, kadang pada saat terjadi bunuh diri, kereta tetap melaju, tidak berhenti atau para petugas dengan cepat membersihkan relnya sehingga pengguna lain merasa tidak terjadi apa-apa.
Katanya juga sih sebelum bunuh diri, mustinya melepas sepatu. Orang bilang kalau mau masuk surga, lebih sopan dengan melepas sepatu (orang Jepang kalau bertamu ke rumah orang juga melepas sepatu).
Nah, kenapa CHUO-LINE jadi pilihan favorit?
Menurut https://onlyintokyo.wordpress.com,
- Chuo-Line adalah line yang tidak banyak belokannya, jadi banyak kereta yang bisa mencapai kecepatan maksimal.
- Line ini yang paling murah.
Keterangan nomor 2 ini, admin diceritakan oleh salah seorang di Tokyo:
Di Jepang, line kereta ini tidak hanya dimiliki oleh pemerintah saja, kadang tiap line pemiliknya berbeda. Nah, karena adanya unsur bisnis di sini, pelayanan adalah yang diutamakan. Kalau terjadi bunuh diri, berarti kereta harus tertunda, tidak sesuai jadwal, berarti perusahaan harus mengembalikan tiket yang sudah dibeli oleh calon penumpang dan menanggung kerugian lain-lain karena keterlambatan waktu. Kerugian yang begitu besar ini akan ditagihkan ke pihak keluarga si korban bunuh diri. Nah, tagihan yang paling murah adalah di Chuo-Line.
Cerita ini unik tapi tragis yah. Pemerintah Jepang tentu tidak diam saja akan hal ini. Mereka melakukan usaha untuk menekan angka bunuh diri di kereta dengan cara memasang cermin-cermin di subway dan beberapa stasiun kereta. Harapannya, pada saat mau melakukan bunuh diri, orang tersebut akan melihat wajahnya di kaca dan mengubah pikirannya. Nggak tau maksudnya gimana, tapi katanya cara ini cukup mujarab (idenya diambil dari Korea).
Bulan paling depresi di Jepang adalah bulan Juni, nah... siapa mau ke Jepang bulan itu? LOL *jangan ditiru yah*
*Admin memohon maaf jika ada kata-kata dalam artikel yang tidak pantas. Artikel dibuat untuk sharing dan pembelajaran saja*
EmoticonEmoticon