Third Night: YUMEKembali ke SMP yang sama, tapi era telah berganti. Tahun 2012, seorang guru muda bernama
Takizawa Momoko (Matsushita Nao) yang mengajar bahasa Inggris sekaligus wali kelas sedang berbicara di podium kelas. Seorang anak baru masuk ke kelas tersebut, bernama
Omiya Masaki (Kamiki Ryunosuke).
Ternyata salah satu penyebab kelas ini bermasalah adalah kehadiran Omiya. Di kelas, Omiya selalu tidur, jika ditanya selalu menjawab, "Saya tidak mengerti" dengan pandangan yang menyeramkan (serupa sama peran dia di Kazoku Game). Ternyata hal ini berdampak pada murid lain yang akhirnya juga menjawab 'Saya tidak mengerti'. Menghadapi kelas seperti ini, Takizawa-sensei depresi dan menangis lalu kabur ke rumah.
Di rumah, dia menangis dan mencoba bunuh diri. Melihat tindakannya itu, ibunya melarangnya dan akhinya Takizawa menceritakan masalahnya pada ibunya. Mendengar keluh kesah anaknya, ibu Takizawa-sensei membawa anaknya ke tepi jurang dan menyuruhnya melompat, "Kalau melompat di sini, tidak ada orang yang tahu. Murid-muridmu juga tidak akan tahu, bagaimanapun kau ini guru mereka, jangan berbuat bodoh sampai meninggalkan sepatu sebelum melompat".
Takizawa-sensei menyadari bahwa dia lari dari masalah. Dia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Dia melihat buku impiannya waktu masih SD, di situ terlutis keinginannya untuk menjadi seorang guru. Takizawa-sensei lalu bertekad untuk tidak lari lagi dan membenahi apa yang telah terjadi di kelasnya.
Keesokannya, Takizawa-sensei masuk untuk mengajar dengan sikap yang berbeda, lebih tegas. Dia juga memberi poin pada seorang siswi bernama
Hirokawa Manami. Anak berpenampilan siswi teladan itu melaporkan hal tersebut pada ibunya, sehingga Takizawa-sensei harus menghadapi orang tua siswa untuk menjelaskan hal tersebut. Menurut ibu Manami, Takizawa-sensei pilih kasih dan memberikan perhatian yang berbeda-beda pada murid-muridnya. Takizawa-sensei memperburuk keadaan dengan membenarkan pernyataan tersebut, menurutnya bahwa kebutuhan murid berbeda-beda, tidak dapat semua disamakan. Keadaan lalu ditenangkan oleh asisten wali kelas,
Kumagaya-sensei (Shingeaki Kato).Mengunjungi rumah Omiya, Takizawa-sensei akhirnya mengerti masalah Omiya. Karena masalah keluarganya yang sangat buruk, bahka Omiya tidak dapat membaca dan menulis, jadi apa yang dia katakan 'Wakarimasen~' itu adalah yang sebenarnya. Takizawa-sensei berusaha meyakinkan Omiya untuk mau belajar dibawah bimbingannya.
Suatu hari, adik Omiya sakit, Takizawa-sensei ada di sana dan menolong mereka. Tidak sengaja, Manami melihat Takizawa-sensei dan Omiya lalu mengikuti mereka.
Omiya yang akhirnya menerima tawaran Takizawa-sensei untuk belajar mengikutinya ke apartemen Takizawa-sensei. Dia diajari dengan sabar perlahan-lahan. Omiya juga akhirnya membuka masalahnya. Masalah mulai lagi di sini, bahwa Omiya yang rindu pelukan seorang ibu meminta Takizawa-sensei memeluknya, lalu ia menangis. Dari jendela, Manami memotret kejadian itu dan mengupload nya di portal sekolah.
Kejadian ini membuat heboh, bahkan orang tua makin heboh. Semua mengira bahwa Takizawa-sensei mencoba merayu Omiya. Ibu Kepsek, Yokote Ryoko (sebelumnya jadi 2nd night jadi guru bahasa inggris), ingin bertindak sebijak mungkin. Ia lalu mengunjungi Omiya di rumahnya. Ada kesalah pahaman yang menyebabkan Omiya mengira bahwa Takizawa-sensei membocorkan rahasianya pada kepsek, akhirnya Omiya memberitahu kebohongan bahwa benar dia telah dirayu oleh senseinya.
Takizawa-sensei berakhir di penjara dengan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Hal ini diperparah bahwa kekasih ibunya sekarang lebih muda, jadi disangka Takizawa-sensei juga menyukai pria lebih muda.
Dalam menghadapi sidang, Takizawa-sensei dibantu seorang pengacara. Tapi Takizawa-sensei bersikeras untuk diam dan tidak mau menceritakan apapun (dia memegang janjinya pada Omiya).
Di kelas, murid-murid ribut dengan hal ini. Kumagaya-sensei berbicara di depan kelas, "Apa kalian tidak menyadarinya, selama ini kalian yang tidak mau memperhatikan guru di depan, akhirnya Takizawa-sensei membuat kalian mau belajar lagi. Aku tidak tahu siapa yang mengupload foto itu dan untuk apa, tapi aku hanya tahu bahwa kalian telah berubah"... mendengar hal ini, Manami (orang yang mengupload) sudah mulai gugup...
Kembali ke persidangan, karena Takizawa-sensei tidak mau menjawab apapun, pengacara mengeluarkan buku impian Takizawa-sensei waktu SD. Dibacakan di situ bahwa impiannya adalah menjadi guru, mengajari murid-murid, sepenuh hati, dsb yang jelas cita-citanya sangat mulia. "Anda mungkin saja kehilangan kesempatan untuk mengajar lagi kalau anda tidak memberikan jawaban", tapi Takizawa-sensei tetap memilih diam.
Melihat hal ini, Omiya akhirnya mengaku bahwa ia bohong. Takizawa-sensei mengajarinya karena ia bodoh. Dia yang meminta dipeluk karena ia tidak pernah mendapatkannya dari ibunya. Tiba-tiba, Manami yang hadir di persidangan berteriak "Gomenasai, gomenasai!".
Di hari kelulusan, Takizawa-sensei bebas. Ibu kepsek datang dan memberitahu Takizawa-sensei bahwa 32 orang muridnya lulus, termasuk Omiya. Dia sudah mendapat pekerjaan juga. Dia juga bersiap-siap masuk SMA dan belajar di bawah bimbingan Kumagaya-sensei.
Tidak ingin menghebohkan upacara kelulusan, Takizawa-sensei tidak masuk ke hall. Di perjalanan pulang, ternyata murid-muridnya mengejarnya, Kumagaya-sensei yang ikut lalu berkata, "setidaknya berikan pelajaran terakhir pada mereka".
Takizawa-sensei mengungkapkan isi hatinya sebagai seorang guru di depan murid-muridnya. Dia juga mengungkapkan impiannya. Lalu murid-muridnya satu per satu maju ke depan dan menuliskan impian mereka di papan tulis, termasuk Omiya
'Mi drem is techar -Omiya Masaki-' ... Review:AAAHHH~~~ Ini mengharukan... guru sejati lah. Nggak kalah dari 2 episode sebelumnya, cerita kali ini juga luar biasa. Gimanapun difitnahnya si guru, tetap dia mencintai muridnya, bahkan rela mengorbankan impiannya sendiri.
Dari pemain, nggak usah diragukan, Matsushita Nao-san. Shigeaki Kato juga sangat bagus. Overall, wajib nonton. Sebagai closing juga, dan inilah hubungan antara guru dan murid di era kita.
-EXTALIA
OST BLACKBOARD