Seorang ibu muslim asal Indonesai bernama Lhaksmi Dewayani penuh dengan kegelisahan saat menghadiri rapat penjelasan di sebuah sekolah dasar di Jepang pada bulan Februari tahun lalu. Ibu yang berusia 35 tahun ini, harus memberi tahu guru mengenai hal yang terkait dengan anak perempuannya yang menjadi murid tahun pertama di sekolah di daerah Shizuoka pada musim semi saat itu.
Sebagai seorang muslim yang berasa dari Indonesai, ada beberapa makanan dan bahan tertentu yang tidak boleh dimakan anak-anaknya dikarenakan masalah agama. Muslim dilarang makan daging babi atau mengkonsumsi alkohol di bawah hukum Islam, dan hanya diizinkan untuk mengkonsumsi daging yang telah disembelih sesuai ajaran Islam.
Dewayani khawatir, jika anak perempuannya makan makanan yang berbeda dari anak-anak lain di sekolahnya, dan bisa menyebabkan dia diintimidasi atau didiskriminasi oleh anak lain. "Putri saya tidak bisa makan makanan yang mengandung babi dan alkohol.", kata Dewayani kepada kepala sekolah.
"Bagaimana Anda mengelola makan siang di penitipan anak sebelumnya?", tanya kepala sekolah kepada ibu tersebut. "Saya membuat menu seperti makan siang yang disajikan di penitipan anak.", jawab Dewayani. "Baiklah, mari kita lakukan hal yang sama di sini.", kata asisten kepala sekolah.
Untuk mencegah kemungkinan keracunan makanan, sekolah tersebut berjanji kepadanya bahwa mereka akan menyimpan kotak makan siang di kulkas sekolah.
Dewayani bangun jam 5 pagi setelah menyelesaikan salat setiap waktu. Ibu tersebut mulai membuat kotak makan "bento" untuk anak perempuannya dan anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun yang pergi ke taman kanak-kanak. Menu satu hari berisi tujuh makanan, termasuk burger dengan parutan daikon lobak di atasnya, sup miso dan sebagian sayuran yang diasinkan dengan rumput laut nori yang disebut isoae.
Sang ibu memesan hamburger yang bersahabat bagi kaum Muslim, langsung dari perusahaan bersertifikat halal yang memproduksi produk makanan olahan dari Prefektur Kagoshima. Dia mencacah wortel, jamur berwarna cokelat dan abura age (tahu goreng) yang kemudian dimasukkan ke dalam panci, lalu dicampur dengan pasta miso bebas alkohol. Dengan taburan bubuk rumput laut/aonori sebagai sentuhan akhir, isoae sudah siap. Satu jam kemudian, dua jenis kotak makan siang terlihat seperti yang disediakan di setiap sekolah.
Di saat hari kunjungan sekolah, ibu dari seorang anak laki-laki duduk yang di sebelah putrinya Dewayani dan berkata padanya, "Anak saya selalu mengatakan bahwa kotak makan siang anak perempuan Anda terlihat lezat." . Anak perempuan Dewayani juga mengatakan kepada ibunya bagaimana teman sekelasnya membicarakan makan siangnya, dengan mengatakan, "Teman sekelas saya sering mengatakan kepada saya bahwa mereka iri dengan kotak makan siang yang telah Ibu buat."
Namun, sang ibu masih merasakan kegelisahan tentang bagaimana perasaan anak-anaknya tentang kotak makan mereka yang berbeda dengan anak-anak lain. Di bulan Januari lalu, liburan sekolah musim dingin telah berakhir. Dewayani terkadang membuat menu yang sama untuk kotak makan anak laki-lakinya dan perempuannya karena terlalu lelah untuk membuat dua menu yang berbeda setelah bekerja paruh waktu setiap hari.
"Maaf makan siangmu tidak sama dengan temanmu.", katanya sambil menyerahkan kotak makan siang tersebut kepada anaknya. "Tidak apa-apa", jawab anaknya sambil tersenyum.
Source : Japanese Station
#article #japan #culture #lifestyle #news #bento #muslim #indonesian
EmoticonEmoticon