Suzuhana Yuuko (Vo) |
"Terima kasih banyak karena telah memperdengarkan kami sebuah nyanyian
yang luar biasa. Seperti mimpi rasanya mendengar 10.000 orang
menyanyikan lagu kami". Setelah 10.000 fans yang hadir menyanyikan lagu
"Akatsuki no Ito" bersama sebagai permintaan Encore, Suzuhana Yuuko
(Vokalis) kembali ke panggung dan berbicara ke seluruh penonton. Sorakan
yang luar biasa dari penonton meledak, bahkan banyak dari fans yang
menangis. Saya sangat terkesan dengan euforia pada scene terakhir ini.
Ninagawa Beni (Shamishen) |
Kurona (Wadaiko) |
Artikel ini murni di translate dari Report Penulis -dengan beberapa penyesuaian-: JROCK.TOKYO
Original Article here [ENGLISH]: http://jrock.tokyo/en/report-2/40316/
【JROCK.tokyo Live Report Text by Chief Editor Satoko Miki】
TRANSLATED INTO BAHASA INDONESIA BY ANIMEVENT
TRANSLATED INTO BAHASA INDONESIA BY ANIMEVENT
Sebagai kemunculan pertama Wagakki Band di JROCK.tokyo, perkenankan saya memperkenalkan mereka. Wagakki Band dibentuk oleh sang vokalis, Suzuhana Yuuko dan melakukan debut pada April 2014 sebagai "WAGAKKI BAND". Band dengan aliran Japanese style rock ini terdiri atas 8 anggota: Kaminaga Daisuke di Shakuhachi (seruling tradisional Jepang), Ibukuro Kiyoshi di Koto (harpa tradisional Jepang), Ninagawa Beni di Tsugaru Shamisen (alat musik traditional Jepang yang mirip gitar dengan tiga senar), Kurona di Wadaiko (Drum tradisional Jepang), Machiya di gitar, Wasabi di drum, Asa di bass, dan vokalis Suzuhana YUuko dengan gaya menyanyi 'Shigin' (cara membaca/menyanyikan puisi tradisional Jepang -semacam macapat di tradisional Jawa-) serta 'Shimai' (tarian tradisional). Suzuhana Yuuko ingin mempopulerkan penampilan seni tradisional mereka sebagai budaya Jepang. Musik mereka yang unik menggabungkan gaya musik tradisional Jepang dengan melodi dari Rock dan Pop serta gaya menyanyi Shigin, terbukti telah menarik perhatian baik di Jepang maupun di luar Jepang.
Tiket konser tunggal mereka di Taiwan yang diadakan pada November 2015 terjual habis dalam 3 menit. Album kedua mereka "YASOUEMAKI" yang dirilis pada September 2015 lalu juga menduduki peringkat pertama di Oricon Weekly Chart di Jepang. Album tersebut juga menyabet penghargaan "The Planning Prize for 57th Japan Record Award". Dengan berbagai kekuatan yang mereka miliki, saat ini Wagakki Band menjadi salah satu artis yang sedang naik daun. Tiket konser mereka di Budoukan 6 Januari lalu juga habis di hari yang sama saat dibuka penjualannya, bahkan diperluas sampai area standing.
Pada pukul 7 malam (waktu Jepang), lampu dipadamkan dan panggung dipenuhi dengan asap. Pada member dengan konstum yang menganggumkan muncul diiringi teriakan-teriakan para penonton yang memanggil nama mereka. Lagu pertama yang dibawakan adlaah "Akatsuki no Ito" di mana dapat terlihat jelas kepribadian masing-masing member dan alat musiknya.
Suara shakuhachi dari Daisuke mengawali lagunya, lalu diikuti Wadaiko dari Kurona. Terdengar suara auman naga dari backstage yang disertai munculnya proyeksi di screen. Permainan Shamisen penuh energi dari Beni yang menggunakan kostum menggumkanpun mulai terdengar. Suara Shamisennya memberikan warna unik dan pesona eksentrik pada penampilan mereka.
"Let's Go, Budokan!" teriak Kurona, lalu lagu penuh semangat mereka, "Ikusa" pun dimainkan.
"Hanate, hanate Ikusa e.. Inotte... Inottte Mirai de.."
Suara powerful dan tinggi dari Suzuhana Yuuko dan senada ketika member lainnya memainkan instrumen mereka dengan penuh energi. Machita (gitar) perlahan melakukan pijakan-pijakan khasnya, membuat suasana konser semakin bersemangat.
Pada lagu "Rokuchounen to Ichiya Monogatari", sebuah suara yang menyenangkan dari Koto milik Kiyoshi terdengar memenuhi seluruh venue, lalu morif-motif Jepang dan sakura muncul di screen. Sebuah interpretasi nostalgia yang membuat kita seolah-olah melompati waktu dan para fans bertepuk tangan dengan sangat meriah.
Selanjutnya, sebuah lagu sentimental bertemakan cinta "Tsuioku" dimainkan pertama kali secara langsung di panggung. Panggung dipenuhi dengan lampu-lampu yang hangat, permainan gitar Machiya dan chorus secara perlahan menggema bersamaan dengan suara vokalis Yuko. Melodi yang dikeluar dari permainan gitar Machiya menunjukkan ekspresi yang bermacam-macam berdasarkan tema lagu yang dibawakan. Tidak hanya fans, tapi semua yang hadir serasa tertarik masuk ke dalam atmosfer dari penampilannya.
Suara shakuhachi dari Daisuke mengawali lagunya, lalu diikuti Wadaiko dari Kurona. Terdengar suara auman naga dari backstage yang disertai munculnya proyeksi di screen. Permainan Shamisen penuh energi dari Beni yang menggunakan kostum menggumkanpun mulai terdengar. Suara Shamisennya memberikan warna unik dan pesona eksentrik pada penampilan mereka.
"Let's Go, Budokan!" teriak Kurona, lalu lagu penuh semangat mereka, "Ikusa" pun dimainkan.
"Hanate, hanate Ikusa e.. Inotte... Inottte Mirai de.."
Suara powerful dan tinggi dari Suzuhana Yuuko dan senada ketika member lainnya memainkan instrumen mereka dengan penuh energi. Machita (gitar) perlahan melakukan pijakan-pijakan khasnya, membuat suasana konser semakin bersemangat.
Pada lagu "Rokuchounen to Ichiya Monogatari", sebuah suara yang menyenangkan dari Koto milik Kiyoshi terdengar memenuhi seluruh venue, lalu morif-motif Jepang dan sakura muncul di screen. Sebuah interpretasi nostalgia yang membuat kita seolah-olah melompati waktu dan para fans bertepuk tangan dengan sangat meriah.
Selanjutnya, sebuah lagu sentimental bertemakan cinta "Tsuioku" dimainkan pertama kali secara langsung di panggung. Panggung dipenuhi dengan lampu-lampu yang hangat, permainan gitar Machiya dan chorus secara perlahan menggema bersamaan dengan suara vokalis Yuko. Melodi yang dikeluar dari permainan gitar Machiya menunjukkan ekspresi yang bermacam-macam berdasarkan tema lagu yang dibawakan. Tidak hanya fans, tapi semua yang hadir serasa tertarik masuk ke dalam atmosfer dari penampilannya.
Asa (bass) |
Suzuhana Yuuko (Vocal) |
Dilanjutkan lagu yang penuh semangat "Noushou Sakuretsu Girl", "Yoshiwara Lament" di mana Yuko melakukan tarian dengan payung merah dan sebuah kipas lipat Jepang dengan sangat anggun, "homura" di mana tim instrumen barat menunjukkan kekuatan mereka. Dan pada lagu "Hangeki no Yaiba", fans dengan semangat mengangkat tangan mereka (memegang light stick) dan mengikuti atmosfer kuat dari lagu tersebut. Pertunjukan ini merupakan sebuah hiburan unik, dengan gaya baru dan original, dengan mengadopsi berbagai lagu dengan berbagai tempo dan menghibur penonton secara total.
"Kita sudah sampai di bagian akhir pertunjukan! Apa kalian sudah siap?! Ayo, semuanya!" vokalis Yuuko memberikan senyum kepada fans dan mulai menyanyikan lagu "Chikyuu Saigo no Kokuhaku wo". Lagi, suara Yuuko terdengar sangat indah, powerful, dan menentramkan. Terasa seperti suaranya dapat menembus atap dari Nippon Budoukan.
"Kita sudah sampai di bagian akhir pertunjukan! Apa kalian sudah siap?! Ayo, semuanya!" vokalis Yuuko memberikan senyum kepada fans dan mulai menyanyikan lagu "Chikyuu Saigo no Kokuhaku wo". Lagi, suara Yuuko terdengar sangat indah, powerful, dan menentramkan. Terasa seperti suaranya dapat menembus atap dari Nippon Budoukan.
Lagu terakhir adalah "Perfect Blue" yang diciptakan oleh Asa (bassist). Sepintas, Asa terlihat seperti laki-laki juga perempuan, tapi dia adalah salah satu figur utama dari band ini, kita dapat melihat permainannya yang agresif di panggung dan permainan kuat dari bassnya yang mendukung keseluruhan musiknya. Permainan Shakuhachi dari Daisuke masuk bersahutan dengan permainan melodi bass dari Asa dan menciptakan suasana yang tentram. Penonton sangat menikmati musik-musik rock n roll bergaya Jepang ini sampai akhir.
Setelah member meninggalkan panggung, 10.000 fans menyanyikan "Akatsuki no Ito". Suara yang indah dari laki-laki, perempuan, tua, muda menggema ke seluruh venua bersama warna ungu sebagai image color dari band ini. Pemandangan dramatis ini berlangsung sekitar 10 menit. Hal itu pasti sebuah hadiah spesial dari fans untuk Wagakki Band.
"Terima kasih banyak karena telah memperdengarkan kami sebuah nyanyian yang luar biasa. Seperti mimpi rasanya mendengar 10.000 orang menyanyikan lagu kami. Kami menerima surat dan pesan SNS dari fans kami yang mengatakan bahwa mereka senang bahwa Wagakki Band menjadi semakin populer dan terkenal, tetapi kadang hal itu menimbulkan rasa kesepian. Aku tahu, dulu kami hanya terlihat seperti kacang, tapi aku hanya senang karena kalian telah datang kemari. Aku sangat mengapresiasi dukungan kalian kepada kami tidak hanya sebagai fans dan artis, tapi sebagai 'seseorang'. Kami akan tetap tampil di panggung bersama, berdelapan, dan kami berpikir apa yang dapat kami lakukan untuk kalian yang telah membawa kami ke Budoukan".
Para member masuk kembali ke panggung dan Yuko berbicara atas nama kedelapan member. Tepuk tangan penonton menggema, Yuuko melanjutkan, "Ada banyak cara untuk untuk menyampaikan hal ini pada kami dan bersama-sama kita bisa memperluas lingkaran ini", teriakan penonton terdengar makin keras.
Setelah member meninggalkan panggung, 10.000 fans menyanyikan "Akatsuki no Ito". Suara yang indah dari laki-laki, perempuan, tua, muda menggema ke seluruh venua bersama warna ungu sebagai image color dari band ini. Pemandangan dramatis ini berlangsung sekitar 10 menit. Hal itu pasti sebuah hadiah spesial dari fans untuk Wagakki Band.
"Terima kasih banyak karena telah memperdengarkan kami sebuah nyanyian yang luar biasa. Seperti mimpi rasanya mendengar 10.000 orang menyanyikan lagu kami. Kami menerima surat dan pesan SNS dari fans kami yang mengatakan bahwa mereka senang bahwa Wagakki Band menjadi semakin populer dan terkenal, tetapi kadang hal itu menimbulkan rasa kesepian. Aku tahu, dulu kami hanya terlihat seperti kacang, tapi aku hanya senang karena kalian telah datang kemari. Aku sangat mengapresiasi dukungan kalian kepada kami tidak hanya sebagai fans dan artis, tapi sebagai 'seseorang'. Kami akan tetap tampil di panggung bersama, berdelapan, dan kami berpikir apa yang dapat kami lakukan untuk kalian yang telah membawa kami ke Budoukan".
Para member masuk kembali ke panggung dan Yuko berbicara atas nama kedelapan member. Tepuk tangan penonton menggema, Yuuko melanjutkan, "Ada banyak cara untuk untuk menyampaikan hal ini pada kami dan bersama-sama kita bisa memperluas lingkaran ini", teriakan penonton terdengar makin keras.
Pada encore, sebuah lagu dengan tempo medium dimainkan, "Strong Fate" untuk pertama kali dilanjutkan lagu vocaloid, Tengaku. Lagu terakhir merupakan lagu andalan mereka yang telah ditonton lebih dari 30juta viewers di youtube, "Senbonzakura". Kertas silver dan bunga sakura buatan menghujani venue dan membuat sebuah dunia yang fantastis. Di punggung Wasabi (drummer) tertulis kanji "Hiyaku" (progress) di mana resolusinya untuk tahun ini. Suara drum Wasabi dengan kuat membawa lagu terkahir ini kepada puncaknya. Machiya dan Yuuko tampil di tengahm sedangkan Beni memainkan Shamisen dengan ekspresi yang sangat keren. Fans memberikan respon kepada penampilan band dengan teriakan dan mengangkat tangan mereka sambil menikmati musiknya. Di sinilah pertunjukan mencapai klimaksnya. Setelah semua lagu selesai, kedelapan member, dengan ekspresi yang puas, menunduk dan memberi hormat sebagai rasa terima kasih. Fans juga bersorak kepada band, "Terima kasih!". Tepuk tangan meriah dan teriakan dukungan kepad band ini belum berhenti bahkan setelah semua member meninggalkan panggung.
Band ini memberikan penampilan mereka dengan hati dan jiwa pada pertunjukkan di Nippon Budoukan dengan total membawakan 23 lagu selama kurang lebih dua setengah jam. Saat Yuuko berbicara pada sesi MC, keseluruhan managemen panggung, termasuk tempat berdiri masing-masing member seperi jembatan yang membentang dari Barat ke Timur, memungkinkan seluruh penonton menikmati penampilan mereka. Konsep mereka "All members are main characters", terlihat di setiap bagian permainan mereka. Musik mereka yang mengkombinasikan nuasa keindahan, kekuatan dan style Jepang yang kental juga sangat kuat terlihat. Mereka menyentuh hati orang Jepang dan membuat mereka bangga sebagai orang Jepang. Mungkin hal ini adalah salah satu alasan bagaimana Wagakki Band mendapatkan popularitas begitu besar dari berbagai umur, jenis kelamin, maupun kewarganegaraan.
Mimpi mereka baru saja dimulai. Saya ingin tau bagaimana kedelapan samurai ini akan menunjukkan kepada kita mimpi mereka yang terus berlanjut ini. Saya harap suatu hari nanti, 'Wagakki' menjadi sebuah kata yang universal dan band ini dapat menciptakan jalan baru yang belum pernah dicetak oleh artis Jepang lainnya.
Kita tunggu saja bagaimana musik mereka akan menyentuh tidak hanya ke seluruh Jepang, tapi juga ke seluruh dunia.
【JROCK.tokyo Live Report Text by Chief Editor Satoko Miki】
【Set list】
1.Akatsuki no Ito
2.Ikusa
3.Hanabi
4.Rokuchounen to Ichiya Monogatari
5.HAGANE
6.Tsuioku
7.Nousho Sakuretsu Girl
<Beni Ninagawa Solo: Shamisen TIME>
8.Yoshiwara Lament
<Kiyoshi Ibukuro Solo: Koto TIME>
9.Furin no Utautai
10.WADAIKO SHOW
11.Homura
<Daisuke Kaminaga Solo: Shakuhachi TIME>
12.Hangeki no Yaiba
13.Kyoshu no Sora
14.Hakuhan
15.Drum v.s. Wadaiko Battle
16.Hana Furumai
17.Chikyuu Saigo no Kokuhaku wo
18.Nadeshiko Sakura
19.Hoshizukiyo
20.Perfect Blue
<Encore>
EN1.Strong Fate
EN2.Tengaku
EN3.Senbonzakura
source: photo and article: http://jrock.tokyo/en/report-2/40316/6/
====
Related Links
Wagakki Band Official site: http://wagakkiband.jp/
Wagakki Band Official Twitter: https://twitter.com/wagakkiband
Wagakki Band Official Facebook page: https://www.facebook.com/WagakkiBand
Wagakki Band Official Instagram: https://www.instagram.com/wagakkiband/