Negara Jepang memang memiliki perkembangan yang baik dalam hal teknologi, hiburan pariwisata dan lainnya, namun tidak dengan angka kelahiran masyarakatnya. Berbagai macam hal yang mempengaruhi angka kelahiran telah dilakukan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa para ibu di Jepang memilih pulang kampung saat hamil dan hubungannya dengan angka kelahiran di Jepang yang terus menurun.
1. Rasa sakit saat dan setelah melahirkan
Saat dan setelah melahirkan, sakit yang dirasakan oleh seorang ibu sangatlah besar, dan membuat mereka sulit untuk melakukan pekerjaan rumah tangga sendirian. Banyak ibu di Jepang yang memilih untuk pulang kampung karena akan ada keluarga yang membantunya di sana.
Tentu saja hal ini terjadi pada semua ibu yang melakukan proses persalinan dengan normal yang memang sudah lazim di Jepang. Masih banyak rumah sakit Jepang yang belum dapat menangani proses persalinan tanpa mengakibatkan rasa sakit pada sang ibu yang melahirkan. Proses persalinan tanpa rasa sakit ini bukan berarti tidak memiliki kerugian, namun hal ini akan tetap ada baik dalam proses persalinan normal maupun tidak, juga proses persalinan tanpa rasa sakit memiliki keuntungan yang besar karena ibu dapat kembali ke dalam kondisi prima tanpa memakan waktu yang lama setelah melahirkan dan dapat fokus melakukan aktivitas kembali. Akan tetapi jumlah rumah sakit yang terbatas dan harga yang mahal membuat para ibu di Jepang tetap melakukan proses persalinan dengan normal. Dibutuhkan waktu yang banyak untuk kembali ke keadaan prima setalah proses persalinan dengan normal.
Hal tersebut membuat ibu yang sedang hamil memilih pulang kampung atau bahkan tidak punya anak sama sekali.
2. Sedikitnya cuti libur untuk mengurus anak bagi para pria
Cuti libur untuk mengurus anak bagi para pria diperbolehkan oleh hukum di Jepang. Namun berbeda dengan negara lainnya, tingkat cuti yang diperbolehkan sangat sedikit, yakni hanya 1-5 hari tergantung perusahaan tempat pria tersebut bekerja. Hal ini membuat suami sibuk bekerja dan sang istri mengurus anak sendirian. Memilih untuk pulang kampung atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali adalah pilihan terbaik bagi mereka.
3. Tidak memiliki kebudayaan berbagi pekerjaan rumah dengan suami
Pekerjaan rumah di Jepang 2 kali lebih buruk daripada pekerjaan rumah di negara lain. Kenapa? Karena di Jepang pembagian kerja pada rumah tangga, yakni paling tinggi 10% suami dan 90% istri. Walaupun hal tersebut tidak terjadi pada pasangan muda, namun masih banyak pria Jepang yang membiarkan istrinya melakukan kegiatan rumah tangga dan mengurus anak sendirian.
Rasa ketidakadilan ini membuat para ibu yang sedang hamil memilih pulang kampung atau tidak punya anak sama sekali.
4. Pandangan mengurus anak di Jepang
Orang Jepang memiliki berbagai macam norma dan peraturan tentang mengurus anak, seperti bagaimana tas sekolah anak saat harus dibuat dan dipesan secara spesial dengan harga yang fantastis, tempat makan anak yang harus lucu, sang ibu yang melakukan ini, sang ayah seharusnya melakukan itu, dan sebagainya. Hal ini membuat banyak keluarga di Jepang memandang bahwa mempunyai anak dan mengurus anak adalah hal yang merepotkan, sehingga sang ibu harus pulang kampung agar bisa dibantu oleh keluarganya di sana atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali.
Mempunyai anak di Jepang bukanlah hal yang mudah dilakukan, namun bukankah itu tujuan menjadi sebuah keluarga? Jadi, bagaimana populasi orang Jepang di masa mendatang ya, kalau angka kelahiran di sana terus menurun?
Source : Japanese Station
#article #japan #culture #lifestyle #birthrate
EmoticonEmoticon