Selama ini kita selalu berbeda pendapat dengan orang tua kita dalam hal membaca komik. Orang – orang beranggapan bahwa membaca komik itu tidak ada manfaatnya. Tapi, coba kita telusuri lagi anggapan itu. Kalau menurut saya, membaca komik belum tentu tidak ada manfaatnya. Setiap komik ( terutama komik Jepang, yang saat ini menguasai area toko buku di bagian komik, novel, dan majalah ), mampunyai jalan cerita yang berbeda. Ada yang tentang perang, cinta, petualangan, detektif, hantu, humor, dan masih banyak lagi. Kita ambil contoh sebuah komik buah tangan Hiromu Arakawa yang berjudul Full Metal Alchemist. Komik yang satu ini menceritakan tentang petualangan dua bersaudara Elric yang lahir di Luxemburg, Jerman. Mereka juga menguasai ilmu yang sekarang tidak digunakan lagi yaitu alkimia atau dalam bahasa Inggis disebut alchemy. Di komik ini juga diceritakan bahwa ayah Elric bersaudara ini bernama Hohenheim.
Lalu, ada tujuh musuh mereka yang disebut homunculus, masing-masing bernama Lust, Gluttony, Envy, Greed, Pride, Sloth, dan Wrath. Tujuan Elric bersaudara mengembara adalah untuk mencari Philosopher’s Stone. Diceritakan juga bahwa ada alchemist / alkimis negara dengan pangkat-pangkat militer. Nah, tadi sedikit informasi tentang komik ini. Sekarang kita lihat, dari beberapa informasi tentang komik Full Metal Alchemist ( Hagane no Rekinjutsushi ), kita sudah mendapat berbagai informasi tentang ilmu yang berasal dari Mesir dan digunakan oleh orang-orang masa lalu, yaitu alkimia. Alkimia adalah ilmu yang dapat mengubah bentuk suatu zat padat, misalnya dari timah menjadi emas. Karena jaman dahulu ada fakta-fakta tekhnologi dan eksakta yang yang mendasari hal itu, para ahli pseudo-sains jaman dahulu memasukkan unsur religius dan mistik dalam menyempurnakan prinsip-prinsip dan teori alkimia.
Ada sumber yang mengatakan bahwa Sir Isaac Newton juga pernah meluangkan waktunya untuk mendalami alkimia, karena memang pada waktu itu alkimia menjadi salah salah satu ilmu yang masih berkembang dan sudah mendarah daging dalam pemikiran sains orang di seluruh dunia, misalnya Thomas Aquinas dan Thomas Browne. Pada abad ke 20, alkimia sedang menikmati masa jayanya, karena ada beberapa ahli sains yang berhasil merubah atom-atom timah menjadi atom-atom emas dengan bantuan suatu reksi nuklir yang dahsyat, namun akibatnya pertikel atom yang dihasilkan tidak stabil sama sekali dan hancur beberapa saat kemudian. Setelah itu dikembangkan metode elektrolisisi dan penggunaan ultrasonic, tapi kemusia menimbulkan kontroversi mengenai reaksi fusi dingin ( cold fusion ). Seiring dengan perkembangan sains modern missal ilmu kimia dan ilmu filosofi yang lebih nyata, terbukti secara sains, dan lebih praktis, maka alkimia sebagai disiplin ilmu sudah mulai ditinggalkan orang. Malah pada masa kini, pelaku alkimia digolongkan sebagai sihir ataupun tindakan okultis.
Nah, pengetahuan yang kita dapat lagi adalah tentang suatu kota di Jerman yang bernama Luxemburg. Yang ketiga adalah nama Hohenheim Elric. Hohenheim bukan nama sembarangan yang dibuat oleh si pembuat komik. Hohenheim adalah salah seorang tokoh alkimia kuno yang berperan penting dalam kemajuan alkimia itu sendiri. Dia mempelopori alkimia dalam bidang pengobatan yang dikenal dengan nama Theophrastus Philippus Aureolus Bombastus von Hohenheim. Hohenheim sendiri bila diartikan dari serapan bahasa Jerman, Hohen artinya ketinggian tau perbukitan, sedangkan jika diartikan secara keseluruhan artinya Rumah di atas daerah perbukitan. Dia juga menulis buku yang berjudul The Hermetic and Alchemical Writings of Aureolus Philippus Theophrastus Bomabast of Hohenheim, Called Paracelsus the Great ( 1884, reprinted 1976 ). Di dalam buku ini dituliskan cara mebuat homunculus. Homonculus adalah makhluk yang menyerupai manusia, yang tingginya sekitar 12 inchi, yang diciptakan dari beberapa campuran bahan. Namun, hal ini tidak diketahui secara pasti. Ada yang bilang bahwa setelah diciptakan, homunculus ini lari entah ke mana setelah tidak lagi mengikuti perintah-perintah dari Hohenheim. Kalau menurut saya sendiri, saya sedikit meragukan, karena kita percaya bahwa yang dapat menciptakan makhluk hidup hanyalah Tuhan YME. Tapi, dari beberapa sumber mengatkan demikian.
Pengetahuan yang lain adalah nama-nama homunculus di komik ini, yaitu Lust, Gluttony, Envy, Greed, Pride, Sloth, dan Wrath. Nama-nama tersebut sebenarnya diambil dari tujuh dosa besar manusia menurut manuskrip ‘Summa Theologiae’ yang ditulis oleh St. Divine Comedy dan Dante Alighieri. Ketujuh nama itu mengandung arti sendiri-sendiri. Di komik ini kita juga mendapat informasi tentang tingkat ketentaraan. Philosopher Stone, teorinya dikemukakan oleh Geber, seorang alkimis Muslim dari abad ke-8. Inti dari Philosopher Stone adalah tiga bahan utama yaitu Mercury, Silver, dan Gold. Setelah panjang lebar menjelaskan, tentunya kita sekarang dapat tahu berbagai informasi tentang jaman dahulu, kan ? Jadi, para pembuat komik, terutama komik jaman sekarang, mereka tidak asal saja mengarang. Mereka juga memabaca buku, mencari berbagai informasi menarik, lalu menuangkannya dalam bentuk komik yang dibaca banyak orang.
Hal-hal menarik juga dapat kita jumpai di Raknarok karya Lee Myung Jin, serta Detektif Conan karya Aoyama Gosho, dan masih banya lagi komik yang menarik yang di dalamnya terdapat berbagai pengetahuan yang menarik. Tapi, dalam membaca komik, kita juga harus tahu cara membagi waktu yang benar, kapan kita belajar, bersosialisasi, atau waktu membaca komik. Walaupun komik juga ada pengetahuannya, hal itu tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak belajar. Jika kita terlalu banyak membaca komik dan tidak belajar, itu juga tidak baik. Kalau belajar kan kita akan mendapat ilmu yang berguna yang dapat kita terapkan dikemudian hari untuk meningkatkan kualitas diri kita agar kita dapat bersaing secara sehat dengan orang lain terutama dari negara lain serta kita juga akan membuat Indonesia semakin maju dan diakui di dunia internasional.
by: Layct Chruno / 2006